Sabtu, 09 November 2013

Pelajaran dari Ampul Mikroba


Di dunia perkuliahan anak-anak teknologi pangan pasti udah gak asing lagi sama yang namanya mikroba. Makhluk kecil nan unyu-unyu ini memiliki efek luar biasa buat dunia. Di tempat penelitianku, mikroba-mikroba disimpan dalam bentuk kering (serbuk) dalam sebuah wadah kaca bernama ampul. Tiap kali mau pake mikroba itu, kita harus pecahkan wadah kacanya pada posisi yang tepat dan gak sembarangan sehingga si mikroba bisa kita taburkan ke media fermentasinya, istilahnya… inokulasi.

One day, aku harus pake mikrobaku dan aku gak bisa caranya mecahin ampul (kacanya lebih tebal dan diameternya lebih besar dari ampul-ampul lainnya). Yang bisa mecahin ampul mikrobaku cuma satu orang laboran, dan dia lagi gak ada. Ceritanya, lagi gak ada laboran sama sekali di lab, lagi rapat lamaa. Sebelumnya aku cuma dikasi liat teknik mecahin ampul itu. Lalu, dengan terpaksa, kupraktekkan.


Ampul mikroba yg udah disayat-sayat buat pecahinnya

Aku harus bikin satu garis melingkar di ampul itu pake alat pemotong kaca ampul. Garisnya harus tepat di bagian atas leher ampul. Lima belas menit berlalu dan aku udah bikin tiga pola garis (*alay). Tibalah saatnya aku mematahkan ampul itu pas di bagian pola garis yang aku buat (yang garis terakhir).

Lima menit berikutnya aku coba matahin ampul, hasilnya, nihil. Ampulnya gak bisa patah. Aku coba di pola garis kedua, juga gak bisa. Sambil desperate, akhirnya aku coba di garis pertama yang aku buat tadi. Tiba-tiba… jekleeekk!! Berantakan pemirsaa… Ampulnya emang patah, tapi serbuk mikrobanya langsung berceceran semburat, di luar Laminar Air Flow-meja gak aseptis lagi. Kontaminasi.

Akhirnya aku ambil ampul mikroba yang baru dan bikin garis melingkar lagi buat matahinnya. Kali ini dengan penuh penghayatan, lebih dari lima menit bikin garisnya. Bersiap di dalam Laminar Air Flow-meja kerja yang steril dan aman, aku patahkan pas di pola garisnya.

Dan gak bisa.

Semakin putus asa saja, bung.

Tapi ini harus dipatahkan, supaya aku bisa ngelanjutin penelitianku sekarang juga.



*hening* Apa yang salah?




Pola garis sudah tepat. Ampulnya nakal. Atau mungkin tekniknya.
Ya, tekniknya: kerjakan dengan hati, santai, tapi bertekun dalam doa.
Setelah dilakukan teknik seperti itu.. ampulnya beneran patah. Hallelluya! Alhamdulilah.. Puji Tuhan!

Tapi dia gak patah pas di garisnya. Sedikit di luar garisnya, setengah sentimeter di atasnya persis. Dan dipatahkan dengan mudahnya.

Terkadang kita terlalu asik dengan dunia kita sendiri. Sibuk mengejar cita-cita atau keinginan kita. Ketika keinginan itu susah tercapai kita seringkali merasa sebel, capek, putus asa, dan menyalahkan keadaan tapi lupa melihat diri sendiri, malah merasa kalo diri kita ini udah bener. Termenung. Hening. Galau. Lalu lupa bahwa ada kuasa yang bernaung di atas kita, kuasa Tuhan yang berkuasa atas segalanya, termasuk pergumulan kita. 

Bagaimanapun kondisinya, mengingat Tuhan adalah salah satu hal wajib. Menggariskan kehidupan juga gak bisa sembarangan semau kita. Pertolongan dan hikmat dari Tuhan itu penting banget dalam segala hal yang kita kerjakan. Kita kadang gak mengerti mengapa Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi baik itu buruk ataupun baik. Malah kadang kita gak bisa menelaahnya dengan logika kita.

Walau apapun yang terjadi di sekeliling kita gak bisa kita pahami, mungkin saat itu memang tidak dimaksudkan untuk dimengerti oleh kita. Atau mungkin tidak sekarang kita dapat mengerti segala sesuatunya. Tapi Tuhan memberikan janji pada kita, bahwa apapun yang dirancang-Nya untuk kita, akan indah pada waktunya.

Out of The Box : Upgrade Zona Nyaman Brooh!


Postingan kali ini kita akan membahas tentang salah satu tokoh di Alkitab yang "out of the box." Lain dari yang lain.

Kalo di Alkitab, ada cerita tentang "Yesus berjalan di atas air" di Injil Matius 14 : 22-22. Intinya bercerita tentang kuasa Yesus yang mengatasi alam, termasuk berjalan di atas air danau Galilea yang lagi bergelombang karena angin sakal (semacam angin kenceng banget peccaahh badhaayy membahana hooaarrgghh hooaarrgghh~ *maaf alay) dan juga bercerita tentang imannya seorang murid yang goyah (Petrus) yang saat itu serombongan dengan murid-murid Yesus yang lain yang terjebak dalam perahu di tengah angin sakal dan si Petrus ini mencoba mendekati Yesus dengan berjalan di atas air terus di tengah jalan dia ketakutan dan akhirnya tenggelam. Tapi ditolong Tuhan Yesus sih jadi si Petrus gak jadi tenggelam. Dan begitulah inti khotbah yang sering aku dengarkan.

Oke laah di cerita ini Petrus dianggap sebagai contoh manusia yang imannya goyah karena ketakutan menghadapi badai kehidupan yang menerpanya. Kita sebagai manusia tidak boleh takut menghadapi badai kehidupan dan bla bla bla....
Let us see.. Petrus lagi bebarengan sama murid-murid Yesus yang lain. Petrus keluar dari perahu melangkah menuju Yesus. Pertanyannya :

Kemanakah murid Yesus yang lainnya?
Kenapa yang melangkah keluar perahu hanya Petrus?

Hmm...

Murid-murid Yesus yang lainnya memilih berdiam di dalam perahu karena merasa di dalam perahu udah aman, gak kena badai angin sakal itu, yaa.. di perahu aja lah.. gak perlu aku menghadang badai. Pikiran manusia yang wajar dan mainstream. Seumpama saat itu aku ada di sana mungkin melakukan hal yang sama.
Emang sih.. siapa yang gak mau hidupnya aman terus... ada di zona nyaman emang menyenangkan. Amaann... tenang..
Hidup ini untuk cari kenyamanan. Zona nyaman emang enak. Ngapain susah-susah ditinggalkan? Hidup ini udah susah.. Hehehehe... 

Di sisi lain coba lihat si Petrus. Petrus berseru "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
Petrus memilih untuk keluar perahu menuju Yesus. Dia berjalan menghadapi angin sakal itu dan Tuhan Yesus membuatnya dapat berjalan di atas air, sebuah pengalaman yang tidak didapatkan murid-murid Yesus lainnya dan kesempatan itu hanya datang sekali.

Petrus tidak menghiraukan angin sakal itu, yang dia inginkan hanya mencoba untuk keluar, pikirannya tidak terpusat pada masalah badai yang dihadapinya saat itu, tapi dia mencoba berpikir di luar zona nyamannya saat itu... bagaimana keadaan di luar perahu. Bukan berarti dia tidak suka dengan zona nyamannya, tapi secara tidak langsung dia sedang "memperluas zona nyaman"nya walaupun ada resiko tinggi ketika sedang berusaha untuk memperluasnya.

Setidaknya Petrus sudah berani untuk melangkah keluar dan dia memiliki pengalaman baru yang mungkin tidak terpikirkan oleh murid-murid Yesus lainnya. Ya... dia pernah melakukan hal yang mustahil di saat keadaan sekitarnya tidak mendukung sama sekali, di saat badai datang menerpanya. Sedangkan yang di dalam perahu hanya menyaksikan saja tanpa mengalami sendiri hebatnya kuasa Tuhan yang sanggup menjaga dan menolong Petrus yang sempat tenggelam. Zona nyaman murid-murid Yesus saat itu sebatas perahu saja. Sedangkan Petrus memiliki perluasan zona nyaman yang baru, zona di luar perahu, zona dimana dia merasakan bagaimana Tangan Tuhan tetap menjaganya, menolongnya, membuat hidupnya tetap aman di kondisi genting sekalipun.

Petrus merupakan salah satu tokoh yang berpikiran "out of the box". Dia berusaha berpikir di luar paradigma yang biasanya dipakai kebanyakan orang. Kita sebagai anak muda, marilah jadi Petrus Petrus modern! (*kayak bener aja hidup gue! xD).


Sama halnya kalo kita-kita ada pergumulan hidup, berani melangkah maju merupakan solusi yang kedengaran lebih mengasyikkan daripada diam saja doing nothing. Sounds great, bung... Gagal itu bisa saja terjadi. Kalo dalam melakukan segala sesuatu ada kemungkinan gagalnya, kenapa gak dilakukan saja, toh gagal hal yang biasa, tapi gimana kalo berhasil. Betapa senangnya kita. Hahahahaa :D

Zona nyaman terlalu muna untuk ditinggalkan. Tapi perluaslah selalu zona nyaman itu. Upgrade broh! Upgrade zona nyaman lo... Mana tau zona nyaman kita digerogoti sama peliknya dunia ini, maka dari itu harus selalu diupgrade biar penuh sukacita hidup kita. Sebelum digerogoti mari kita upgrade penuh semangat. Lagian kalo zona nyamannya segitu-segitu aja flat banget rasanya, gak merasakan keep on fire di dalam Tuhan, gak bisa berbagi berkat-berkat baru buat sekitar kita. Nah, untuk memperluas zona nyaman ada 3 hal penting yang dibutuhkan:
1. Keberanian
2. Sudut pandang yang luas
3. Hikmat dari Tuhan

Memperluas zona nyaman emang butuh perjuangan, seperti apa yang dilakukan Petrus dalam cerita di atas. Tapi justru di situ lah kita akan selalu mengalami pembaharuan hidup di dalam Tuhan. Hidup yang gak hanya buat senang-senang sendiri tapi menebarkan cerita-cerita hebatnya Tuhan, keselamatan yang Dia berikan, dan berkat-berkatNya buat dunia sekitar kita.

Be yourself. Be brave. Think out of the box.
GOD bless you :)

Senin, 01 Juli 2013

It is not about the church.

Berawal dari sebuah ke'kepo'an. Kepo tidak selalu berujung pada hal-hal yg negatif, tapi bisa dijadikan pelajaran yg berharga. Jangan salahkan kepo, karena kepo adalah salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Hehehehe :D
Termasuk aku yang kepo sama gereja-gereja di Indonesia. Ada banyak gereja dengan nama yang berbeda-beda. Gereja Protestan, Katolik, Ortodoks, de el el. Di gereja Protestan pun masih ada banyak lagi di dalamnya, mulai dari Lutheran, Calvinis atau Gereja Reformasi, Methodist, Pentakostal, Kharismatik, Advent, dan lain sebagainya. Di dalam gereja-gereja itu juga ada gereja yang bersifat kesukuan atau kedaerahan tertentu.

Sering kepikiran, apa bedanya gereja-gereja ini? Kenapa beda-beda? Emang ada sih teorinya pas pelajaran agama dulu di sekolah. Realitanya?
And I ask this question to GOD.


Sampai suatu saat Tuhan menempatkanku di sebuah kota.

Merantau ke Tangerang Selatan, aku berkelana cari gereja. Kadang pas liburan aku juga ke Bogor dan ibadah di sana. Gereja di daerah sini emang ga sebanyak di Jawa Timur. Apalagi kalo masih awam sama kota baru ini, jadi pas nyarinya strugglenya harus lebih besar. Akhirnya gereja-gereja ini ketemu juga.
Mulai dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Serpong, Abbalove Ministries Serpong, Gereja Bethel Indonesia (GBI) Glow BSD, Gereja Bethel Indonesia (GBI) Basilea Christ Cathedral Serpong, Gereja Tiberias Indonesia (GTI) Serpong, Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Betlehem Bogor, sampai Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bogor sama Greja Batak Karo Protestan (GBKP) Bogor yang notabene HKBP sama GBKP ini punya bahasa daerah yg beda sama aku. Ataupun ke gereja Katolik di Gereja Santa Monika Serpong.
Semua ini atas sepengetahuan orangtua :D  Selagi masih muda gitu kan, biar tau dunia ini.

Jadi, apa lah yang aku dapatkan dari perjalanan ini?
Ya, memang nama gerejanya beda-beda. Yang khotbah juga beda. Liturgi ibadahnya, beda. Jemaatnya beda. Bahasanya pun beda. Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jawa, bahasa Mandarin, bahasa Batak, bahasa Karo. Beda.

Tapi aku merasakan yang sama.
Tiga hal utama yang aku dapatkan: semua gereja bersaksi tentang kebenaran Firman Allah yang sama, tentang kasih dan rasa damai yang sama.

Aku cuma manusia biasa aja sih, yang hidupnya ga alim atau ketuhanan banget. Sama seperti manusia pada umumnya. Tapi setidaknya ada satu hikmah yang aku dapatkan dari sini:
Ibadah gereja bukan sekedar kedatangan, duduk diam mendengarkan Firman Tuhan, nyanyi sorak-sorai memuji Tuhan, atau jadi pelayan di depan ataupun belakang mimbar. It is not about the church. Tapi soal hati kita pribadi kepada Tuhan dan kesatuan hati jemaat.

Seorang bijak pernah bilang ke aku "Tidak penting kamu di gereja mana, atau siapa yang khotbah. Tapi bagaimana hatimu fokus pada Tuhan. Dan kamu akan merasakan kehadiratNya."
Seorang nenek dari Tanah Karo bilang "Tidak apa-apa. Mau kamu orang Jawa atau orang Karo. Tuhan kita satu. Kita semua sama di mata Tuhan."
Papa sering nyanyi "Ku tak pandang dari greja manaa.. asal kau berdiri atas FirmanNya... kalau hatimu sperti hatiku.. kau saudara dan saudariku..." :D

Banyaknya 'nama-nama' gereja ini bikin aku menyadari bahwa ada banyak manusia yang menyembah Tuhan dengan hati yang diciptakan begitu berbeda dan unik dari Tuhan. Merasa aku udah hidup di gereja paling benar dan sempurna? Hahahaa...

Agama ataupun gereja bukan tempat berkumpulnya fans terus fanatik gitu dengan ideologi tertentu. Bukan juga tempat berkeluh kesah doang dan melepas kesepian. Sekali lagi, ini soal hati kepada Tuhan, bukan memandang apa yang dipandang dunia.

Dan dengan perbedaan-perbedaan yang ada inilah kita saling menghargai, melengkapi, memberikan puji-pujian terbaik bagi Tuhan.

Kenapa Tuhan menciptakan kita berbeda-beda? Tujuannya untuk saling melengkapi dan tetap rendah hati, supaya manusia ga lupa sama Tuhan Penciptanya dan hidup selaras penuh damai.

Semua itu tentang bagaimana cara hati kita menyembah Tuhan. Bukan tentang memandang golongan siapa kamu. Think again.

"..... Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?  Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus." [1 Korintus 3: 3-11]

Buatku, itu sudah cukup menjadi jawaban dari semua pertanyaanku. Thank You, Lord.

Sabtu, 08 Juni 2013

Malem Minggu Blok A 24

"Hee... kon ga malem mingguan aa?"
"Atene lapo? Turu ae neng omah."
"Ooo.. kon jomblo aa? Jomblo kok gak mari-mari."
"Opo'o? Masalah aa gawe kon?"
"Gak ngono mblo.. Kon kok gak tau malem mingguan seh? Kon jomblo perunggu opo jomblo perak?"
"Mbok kiro medali aa?!"

Jomblo. Itulah yang dibahas pada percakapan di atas. Jomblo bukan sekedar nasib, tapi lebih pada kenyataan hidup yang gak cuma dihadapi tiap malem minggu aja, everyday, every single day, every single breath, in every single step.

Orang yg udah berpasangan sama yang jomblo itu kelihatan banget bedanya. Orang berpasangan cenderung sering alay di media sosial. Dan jomblo, terlihat seperti kurang 'tinta dan tati tayang' (*cinta dan kasih sayang). Gak hanya di media sosial aja, bahkan di kehidupan nyata pun dalam aktivitas sehari-hari, jomblo itu kelihatan banget lhoo.. seperti...

:: Pasar Serpong. 8 Juni 2013 ::

Sebenernya, jomblo itu seru lho. Tapi kalo kelamaan gak enak juga. Apalagi saat teman-teman se-genk nya udah pada punya pacar, atau udah ada yang nikah. Dan inilah yang dikatakan para jomblo saat malam minggu datang menjemput....

Di rumah atau di kos: "Aiiihhsss... temen-temen pada keluar sama pacarnya nih! Aku sendiriaann"
Jalan-jalan: "Siiiaaalll... romantis'e ta laaahh mas mbak neng ngarep iki..."
Suasana hujan: "Assiikk... malam ini hujan! Langit berpihak pada kaum jomblo"
Listrik padam, mati lampu: para jomblo berkumpul mengelilingi sumber cahaya (lilin atau senter)


Gak munafik, perasaan kesepian itu pasti ada lah.
Jangankan yang jomblo, yang pacaran atau nikah aja juga ada rasa kesepian. Jadi kesepian itu hal yang wajar, yang bisa menghinggapi semua manusia.

Hidup akan jauh lebih indah, kalo jomblo-jomblo itu berkumpul, satu teman sepermainan, teman dekat, atau malah satu kosan. Seperti penghuni kos Blok A 24, yang sebagian besar di antara mereka adalah jomblo.

Lihatlah wajah para jomblo ini. Bahagia sekali bukan? Ataukah...
Apa ya nama grupnya? Grup "Penghuni Kos Blok A 24" gak mungkin, kan gak semuanya jomblo. "Tiga Macan".. ah enggak ah, udah bubar juga kan. Ngasal aja lah, 3 Idiom, biar mirip-mirip 3 Idiot.

Personil pertama, dari kiri:
Cecilia Yunida Mitra Cahyani. 22thn. Solo. Lama ngejomblo: 9 bulan (umpama bayi dalam kandungan udah lahir nih.. pas 9 bulan)
Personil kedua, yang tengah:
Anita Widyanti Nugroho. 22thn. Malang. Lama ngejomblo: mau tau aja atau mau tau banget? atau mau tau lebih lanjut? ~:P

Personil ketiga, yang paling kanan:
Vindhya Tri Widayanti. 22thn. Malang. Lama ngejomblo: nyaris 2 tahun. hebat jugaa...


Mengisi masa-masa sendiri bersama itu penting! Catat. Ada banyak hal yang bisa dilakukan...
  • Hari Rajin Sedunia
    Terinspirasi dari mantan tetangga kos yang terdahulu yang kebetulan kosan cowok, para mas-mas yang suspected jomblo tersebut beraktivitas dari pagi jam8an sampek siang menjelang sore. Mereka sibuk cuci-cuci bersama. Mulai dari cuci baju, cuci peralatan makan, cuci motor masing-masing, cuci rak, cuci meja, hingga cuci lemari (tinggal hatinya aja yang belum dicuci). Itu pria idaman bangsa. Super sekaliii...
    Selain kegiatan cuci-cuci, kita juga bisa mengisinya dengan bersih-bersih kamar, bersihin kamar mandi, bersih-bersih ruang tamu kosan, setrika baju yang udah kering habis dijemur, apalagi buat  cewek-cewek.... bisa juga shopping di pasar tradisional. Kenapa pasar tradisional? Selain harganya yang jauh lebih murah dan pilihan kebutuhan makanan yang sangat beragam, kita juga jarang menemukan 'truk gandeng yg lagi gandengan' I mean.. daripada mata lu sepet ngliatin orang pacaran gandengan di pasar-pasar modern kayak di mall, hypermart, dan kawan-kawan, mendingan di sini. Terbukti kalo situasi pasar yang rame dan carok membuat hari-hari lebih carok dan lebih hidup. Habis dari pasar, kita bisa masak rame-rame. Sungguh wanita idaman bangsa. Trus makan rame-rame, mau ambil seberapa banyak makannya pun gak ada yang ngelarang. Duit-duit gue, makan-makan gue, perut-perut gue. Habis makan leha-leha dulu laah di bawah kipas angin. Sederhana sekali. Asik kan?
    Jadi, antara rajin, move on, atau pembokat itu.... bedanya apa sodara-sodara? :D
  • Jam Bebas
    Terserah laah mau ngapain aja. Mau browsing, surfing, blogging, facebooking, twittering, youtubing. Atau tiba-tiba kesambet malaikat dan merasa diburu deadline, bisa laah mulai nyicil nulis-nulis laporan, Tapi ini suliiittt... Aaaarrrggghhhh!!! (*tiba-tiba depresi) 0___0
    Gak ada yang ngelarang juga, mau lu kagak mandi laah, mau lu merawat diri laah... ter-se-rah. Hidup-hidup lu, urusan-urusan lu. Gimana mau dapat pacar kalo lu kagak mandi sehariaann? Pertimbangan aja, ibarat jamur, 16 jam aja dia udah pregerminasi di badan. 24 jam bisa masuk fase vegetatif. Lebih dari itu badanmu difermentasi [oke, cukup curcol penelitiannya].
  • Nge-charge
    Bukan cuma hape laptop senter kamera aja yang bisa dicharge. Kita juga bisa ngecharge hati kita sendiri. Ceileeeee......
    Yang terpenting dari semua yang penting: berdiam diri di bawah kaki Tuhan. Nge-charge hati dengan firman-firman Tuhan atau berdoa itu indaaahhh \^o^/.
    Atau telponan skype'an sama papa mama adek kakak sepupu, atau sama teman-teman yang lagi gak ngapa-ngapain, atau sama gebetan? Asololeee... Aseeekkkk... Hentak hentak jooosss!!
    Jadi mana gebetan? -__-
  • Hari Bersenang-senang
    Buat nge-gahol, itu gak selalu butuh banyak duit. Memang benaaaarr '"hepeng mengatua segaloo" (baca: uang mengatur segalanya, Batak-Minang translate red.). Bisa jalan-jalan, wisata kuliner, nonton pilem, live music, karaoke, kongkow-kongkow, nontonin orang pacaran juga bisa. Kalo ga ada duit? Youtube, Indowebster dan jajaran-jajaran website penyedia layanan stok film masih banyak (ini juga butuh pulsa modem ya?) Atau karaoke sendiri, bikin video klip sendiri, renungan malam sendiri juga bisa. Renungan malam para jejomblo. Hhaha...
Setidaknya, itulah sedikit hal yang mungkin bisa dilakukan. Yowes, sante bae, jalani hari-hari dengan bahagia. Galau itu boleh, asalkan segera bangkit dari kegalauan dan melakukan suatu movement untuk menyongsong masa depan lebih cerah. Asololee :D
Di balik semua keadaan, Tuhan selalu punya rencana. Yang ada sekarang, itulah yang terbaik dari Tuhan. Jodoh itu pasti ada laah..

Kata temenku (guru dalam percintaan, inisial LD):
"Aku agak kurang setuju sama kata-kata 'Kalo udah jodoh, gak lari kemana. Kalo udah jodoh, pasti ketemu'. Jodoh itu gak datang sendiri yaa... tapi juga dicari dan ditemukan". "Iya, guru."

Kalo dalam masa-masa sendiri aja gak bisa menikmati dan gak bersyukur, entar juga ujung-ujungnya pas pacaran saking ngebetnya pingin nikah sampe-sampe gak menikmati masa-masa itu dan  kembali nggerutu. Trus entar pas udah nikah nggerutu lagi. Mau menggerutu sampe kapan? :D
Life is simple and se-looww...

Jomblo adalah sebuah masa emas buat pertumbuhan anak-anak muda. Orang boleh anggap "ah, jomblo itu kutukan", tapi mari kita ubah kutukan itu menjadi berkat. Amen sodara-sodara? Amen..
"apee lu? udah jomblo, hina pula". Hahahaha *hobi banget ngeluarin kata-kata satu ini* :D
Yaah.. apapun statusnya, apapun malem minggunya, bersyukur adalah hal penting yang bikin hidup lebih indah dan berwarna.


 

Kaya' bener aja yaa hidup gue... Hahahaha :D
Tulisan ini berdasarkan review dari buku, artikel, dan kesaksian yang pernah aku tau sendiri.


Just "KEEP CALM and STAY GAHOL, whatever you are, single or no" ~:D

Rabu, 05 Juni 2013

Mengapa Oh Mengapa?

Waahh.. udah bulan Juni 2013 aja nih. Hampir setengah taun ga nulis. Masih stay cool aja di Serpong.

KENAPA THESIS KU BELUM SELESE??
MENGAPA OH MENGAPA?

" Opo'o " means "mengapa" from Javanese translate
Aku depresi. Aku setress.
Aku hina. Aku belum selesai penelitian.

Mulai bulan Agustus tahun lalu lhoo.. Padahal aku di sini juga ke balai tiap hari (*hampir tiap hari sih). Tapi udah macam setengah karyawan balai penelitian ini lah. Mulai Kepala Balai Penelitian sampek Cleaning Servicenya, Satpam perumahan, Satpam komplek penelitian, tukang jual nasi goreng, masakan Jawa Timur di kompleks, tukang tambal ban, preman ATM, sopir angkot, tetangga rumah kos, semuanya suka nyapa tiap hari. Itu menandakan aku anak yg cukup ramah dan terkenal di kawasan ini (*atau anak yang kelamaan menetap di suatu tempat?).

Namanya deadline, itu tidak benar2 deadline, sebelum dia benar2 berada di ambang jadwal berhentinya beasiswa.  It means, aku (*dan teman2 yang penelitian di sini) memiliki hormon adrenalin yang sedikit, ada sih rasa khawatir 'kapan selesenya?' tapi itu sering dikalahkan sama yang namanya 'faktor X' penyebab kenapa thesis ini belum selese2.

Setelah dilakukan penelusuran, faktor X itu diantaranya adalah:
 
  1. Waktu fermentasi yang lama
    Sekalinya running fermentasi, itu memakan waktu 2 minggu. Setelah itu masih ada analisa ini dan itu. Itu kalo ga ada hambatan. Kalo pas ada apa gitu, ya bisa jadi sebulan cuma running sekali. Sadis..
  2.  Peralatan analisa yang lagi dipake
    Antri donk menn.. Antri.. Karena ada banyak banget sampel yang dianalisa di balai penelitian, jadinya pake nya gantian donk, tapi ya masih terhitung cepat laah.
  3. Guaa anak kost!
    Nah, faktor X yang satu ini emang kenyataan yang mengharukan :')
    Maklum, baru pertama kali merantau di usia setua ini, ingin hidup merantau jauh dari keluarga, bertahan hidup di sini. Oyess! Ternyata aku berhasil. Saking berhasilnya, keliatan banget kalo aku betah di sini, menikmati suasana merantau ini dengan perasaan bahagia, berasa anak muda mandiri banget. Udah ngerasa gahooll banget lah (*alay!). Terkadang mulai terlena dengan kehidupan masa muda yang menyenangkan ini :')
    Jadi, anak yang ga kembali2 ke kampuang halamannya, kemungkinan besar dia merupakan anak yang mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya, enjoying their life. Dont judge them because they're too slow running their life, honestly they're just try enjoying their life, while we're young :D
 
Kayaknya udah 10 bulan lah aku di sini. Umpama orang hamil gitu udah lahir bayinya. Oeekkk... ooeeekkk...



Dari jaman rambutku pendek, sampek rambutku panjang.
 

Dari jaman masih single, terus punya pacar, sampek putus. Lalu kembali single lagi. Eh, jomblo lah.. Biar lebih gahol gitu pake bahasa 'jomblo'.

Dari jaman wajahku agak2 kotak, sampek kembali bundar kembali [bentuk wajahku selalu menyerupai dengan orang2 yg hidup dekat denganku --semacam bunglon mengalami mutasi genetik]

Dari jaman aku berisi, hingga sempat kurus, lalu kembali sehat bugar kembali. Atletis sih. Aku makin atletis (*pamer otot bisep lengan)

Dari jamanku cantik, sampek makin cantik. Ssseeettt (*kibas poni lempar) >> abaikan. Aku masih seperti yang dulu. Dan masih single. Eh, jomblo.

 Dari jamanku cupu, sampek gahol. Ini karena ketemu teman2 yg gahol. Tapi khayal. Huaha..
AGB (Anak Gahol Bogor)
Kami masih setia minum air putih dan kopi, ketika mostly cafe around this city have "Now! BEER cheaper than WATER. 10.000++ IDR". Ngakak guling2 di depan cafe nya.
Mostly cafe here have 'the code'. You know what I mean? -____-
Sekilas cerita aja, pas barengan sama anak2 AGB (baca: Anak Gahol Bogor, red.) pernah suatu kali we trapped in cafe named 'Kimis... Bebek, slow down'. Wah, dari luar terlihat baik2 aja macam cafe Illy di Malang yang sebelahan sama Lai2. Malam hari itu Tuhan menunjukkan kami gelapnya dunia ini yang sesungguhnya. Kirain nasi bebek apaan, ternyata siaaalll.. itu #KODE. Cukup tau, cukup tau. *melipir beli tahu campur pinggir jalan*


Dari aku cuma punya dua teman, sampek punya geng. Macam geng galau Tugas Akhir.
GAP. Dari Unibraw, IPB, sampek STTN Yogyakarta :)
Dari teman sekamarku giginya berantakan, sampek giginya dipageri.
 

Gigi Berpagar Vario (baca: pake behel, red.).
Sekalipun udah dipagar, tetep aja hatinya ga aman. Haha :D
Dari dia berusaha move on dari mantannya, sampek dia belum bisa juga move on nya sampek sekarang (ini mah ga ada perubahan ya?)

Dari jaman temanku belum nikah, sampek udah banyak yang nikah. Dari jaman temanku hamil, sampek melahirkan dan bayinya mulai bertumbuh. Dari jaman temanku seminar proposal, sampek mereka udah lulus.

Ketika 10 bulan teman2ku sudah bisa menghasilkan anak, maka aku hanya bisa menghasilkan data2 penelitian. Sadiiss..

Jadi, anak = data penelitian


Anak Bayi 


 SAMA DENGAN



Data Penelitian (9 bulan lebih... 10 bulan gitu lah. Hasilnya berbeda nyata)

 SADISS...

Dan gua paling benci dengan pertanyaan:
"Kapan balik Malang?"
"Kapan ujian?"
"Kapan wisuda?"
"Kapan nikah?"

Pertanyaan membosankan, sekaligus menohok hari2ku. Entar gua bawa spanduk kalo sudah tiba hari2nya nanti, pasang baliho di Jalan Veteran. Kalo sempet siihh..

Whatever. Tindakan penulisan blog kembali seperti ini sebenarnya adalah dalam rangka memunculkan mood buat nulis pembahasan sama jurnal. Sekian. Trimakasih. Love yu al.

Pesan moral: Nikmati masa mudamu. Asal tetap di jalurnya Tuhan dan fokus dengan tujuan hidupmu. GOD is sooo good. Hallelluya!

GOD bless y'all :D


Minggu, 27 Januari 2013

AKU KEMBALI (acungkan mic kayak Sammy)

Ini sudah tahun 2013. 2013 menn!! Harus diakui, setengah taun lamanya aku menghilang dari peradaban blog :D. Dalam masa-masa itu kayaknya orang-orang juga pada malas blogging, mungkin karena usia yang sudah renta, alias makin sibuk.
Dan sekarang, Aku Kembali...
Sammy Simorangkir bilang "Aku Kembali"
Jjjeenng!! Jjjeenngg!! Ini akuu~ Aku berdiriii~~ Untuk hadapi, sgalaa pahit di haatii~ #nyanyi ini. nyanyi..
Tapi kembalinya tulisan ini bukan membahas tentang yang pahit, tulisan ini manis-manis, karena yang manis-manis itu indah buat kehidupan:D
 
Setengah tahun terakhir ini lo ngapain aja? Sampe tega nian membiarkan blog kosong melompong dan tidak kreatif. Gini chooy.. setelah lulus S1 dan diwisuda, aku sibuk merantau ke sebuah kota demi tugas mulia. Asololee :D

Aku lagi Penelitian buat Thesis.
Jangankan blogging, buka laptop aja jarang-jarang. Sekalinya buka paling ngapain, ngerjakan thesis bentar, terus refreshing yang gak pake mikir (facebook, twitter, youtube). Buat nulis itu susah... Apalagi bikin postingan buat blog. Intinya, aku sibuk banget.... #preeettt :p

Setengah tahun belakangan ini...

Aku Sibuk...
Suntuk. Galau. Dan sejenisnya. TKP: Perpustakaan BPPT-Biotek, Serpong
Sibuk NgeGalau. Hahahahaa :D. Galau apapun bentuknya. Galau akademik, galau sosial, galau cinta, galau kerohanian, galau ekonomi. Galau yang komplikasi. Saking galaunya, ID card si Vindhya bisa nempel di kepalaku~
ITU AWALNYA. Karena kehidupan harus terus berlanjut, harus ada 'movement' istilahnya. Ternyata hidup sibuk di lab, sibuk menyesuaikan kultur, sibuk cinta, sibuk cari gereja itu adalah berkat Tuhan yang luar biasa :). Lama-lama kerja di lab yang mungkin tata caranya agak beda sama di kampus udah biasa, nglewatin jalanan ekstrim udah biasa, makanan hambar udah biasa, cinta butuh perjuangan, dan akhirnya nemu gereja juga jadi bisa menikmati ibadah bersama. Di perantauan aku juga banyak sekali menemukan orang-orang yang baik. Semuanya jadi bikin hidup lebih hidup. Hal seperti apapun itu bisa dilewati juga selama beserta Tuhan :D

Aku Sibuk...
Moment Penting. TKP: Perpustakaan LSI IPB, Bogor
Sibuk proposal. Buat nemuin MOOD ngerjakan proposal itu susah dan butuh semangat yang luar biasa. Sampai akhirnya, perpus IPB adalah moodbuster terbaik buat ngerjakan proposal. Di perpus IPB, karena masuk ke daerah kampus, jadinya berasa anak muda, kembali muda (di lab BPPT kan udah bapak-bapak ibu-ibu semua. Heee ^^v). Le O Le O gitu lah katanya Agnes Monica. Di sini banyak nemuin orang yang serius sendiri-sendiri di depan laptopnya. Gak tau serius ngapain. Ngerjakan Tugas Akhir kali, atau tugas kuliah, praktikum, nonton film, video, atau mungkin stalking sebagai generasi muda yang penasaran abis sama dunia di sekitarnya. Hahahaha :D

Aku Sibuk...
Hwhwhwhw :3. TKP: Lab Kimia Analitik, BPPT-Biotek, Serpong
Sibuk analisa. Ini salah satu rangkaian terpanjang dari kegiatan nge-lab. Sampelmu ada berapa, analisamu ada berapa, kerjakan semuanya. Kalo udah analisa, dunia jadi berpaling dariku, semacam terasing >^_^< Yaah, pokoknya amazing banget lah. Bagian ini susah diungkapkan dengan kata-kata saking mendalamnya kegiatan analisa sampel itu.

Aku Sibuk...
Indonesia Raya: Aceh sampai Raja Ampat. Pekan Budaya IPB, Bogor
Sibuk bersosialisasi. Sosialisasi akan mengalihkan perhatian sejenak dari kegiatan lab dan ini PENTING. Karena dekat dengan ibukota negara Republik Indonesia, lingkungan pun heterogen. Di sini lah aku belajar banyak hal tentang adat dan budaya orang lain yang mungkin ada yang beda-beda sama adat dan budayaku. Satu hal : INDONESIA itu LUAR BIASA. Kamu gak akan menemukan hal ini di negara lain. Gimana bisa orang ada di satu pulau, cuma beda beberapa meter tanahnya tapi bahasanya aja udah beda, adatnya udah beda, dan ini dalam satu negara yang sampai saat ini tetap bersatu. Kamu akan bangga sama Indonesia, karena kayanya adat dan budayanya. Ini yang bikin hidup lebih bermakna juga, saat kita mulai belajar tentang budaya orang lain, kita akan belajar untuk memahami kehidupan manusia secara utuh. Kita akan mengerti betapa indahnya Tuhan membuat perbedaan ini. Hidup yang saling menghargai, saling melengkapi kekurangan satu sama lain sehingga bisa tercipta kehidupan yang harmonis di Indonesia. (*jiwa nasionalisme lagi bangkit) :) 

Aku Sibuk...
Lapar Maakk~ TKP: KFC Padjajaran, Bogor
Sibuk makan. HEHEHEHEE... *pembicaraan mulai hilang arah* Makan itu penting. Sambil makan, sambil santai-santai, itu PENTING lah pokoknya buat refreshing dari kegiatan lab yang padat. Dalam istilah bahasa Mandarinnya dari film Karate Kid "wu ji bu fan", it means "too much of anything is not good" :)

Begitulah sodara-sodara sekalian. Yang jelas sekarang saya telah kembali. Entah kenapa, postingan kali ini edisi KFC banget. Mulai dari gambarnya Sammy ngacungin mic, sampai fotoku sama Vindhya yg lagi makan Chilly Crunch KFC di Bogor pas itu.

Pesan Moral: Life is Movement. Bersyukurlah buat setiap kesibukanmu, itu tandanya kamu masih hidup & begitu berarti :D :)
GOD Bless.