Rabu, 04 Mei 2011

Pelajar dan Durian

Menurutku, durian adalah buah yang paliiiing sempurna. Di balik kulitnya yang tajam dan mencokrok2, tersimpan daging buah yang lezaaaaattt melambangkan surga dunia. Hmmm… aromanya… rasanya… dagingnya yg lembut… hmmmmm ^^ lazziiisszz~~

Alkisah, suatu siang yang indah, ketika aku duduk di kelas 3 SMA, masa2 terakhir sekolah……

Aku, Intan, Ajeng, dan Fifin les Matematika bareng di Pak Parman-guru Matematika di sekolah yg penyabar dan murah hati. Pak Parman ini orangnya gedhee bangett, aku jadi berasa kurcaci kalo dibandingin sama dia.
Kami ber4 biasa bayar lesnya patungan. Kali ini, kami berencana bayar separo aja, separo yg laen dibayar pake durian, karena waktu itu lg musim durian, itung2 sebagai kenang2an indah buat Pak Parman. Nyaamm.. nyaaam.. :p
Intan yang kebagian tugas beli duriannya dgn bantuan Mamanya. Waktu itu Mamanya beli 4 durian, dengan niatan >> 1 durian buat kami, dan 3 durian lainnya buat Pak Parman.

Di siang hari itu, sepulang sekolah, aq, Ajeng, sama Intan (tanpa Fifin-seingatku dia ada acara apa gt, trz ga ikutan), kami ber3 dgn naik mobilnya si Ajeng menuju kantor Mamanya Intan di tikungan Jalan Simpang Balapan. Hal ini kami lakukan dalam rangka mengambil buah durian yg sudah dipersiapkan.
Sesampainya di sana, Mamanya Intan menyambut kami sambil membuka bagasi mobil, dan baunya…. *sreeeeeennnngg~~~~~!!!!*
Busseeettt!! Durian cooyyyy~~ :D betapa bahagianya aku mencium aroma durian ini. Perutku menjadi dangdutan semi keroncongan~ bergejolaklah aroma durian mengimpuls saraf hidungku, mengirim sinyal ke hipotalamus sehingga mengkode perutku bernyanyi gembira (lapaarr)..
Durian2 ini pun kami masukkan ke dalam tas kresek jumbo warna merah, dan langsung dibawa masuk ke mobil.
Mobil yang tadinya beraroma parfum mobil, semenjak kedatangan durian2 berubah menjadi Duriant Aroma Therapy. Kami tak fokus menatap jalanan, yang ada di pikiran kami hanyalah segera menyantapnya.

Karena jarak kantor Mamanya Intan deket sama sekolahan, segeralah dalam waktu yg singkat kami memasuki area parkiran. Misi pemisahan durian pun dilakukan [sesuai dengan plan yg telah disepakati bersama >> 1 durian buat kami, 3 durian buat Pak Parman]
Dengan menggotong2 kresek merah memasuki area doorlop sekolah [yg cukup menarik perhatian orang karena tampak seperti benda mencurigakan disertai aroma menusuk tajam], kami bermaksud membawanya langsung ke Pak Parman. Ternyata ketika sampai di ruang guru, Pak Parman nya sedang mengajar di kelas X.3 [di lantai2]. Karena pandangan guru2 yg lain semakin curiga dengan kresek merah kami, kami segera ingin memberikannya kepada Pak Parman. Dengan diantar istrinya-yg juga lagi ada keperluan sama Pak Parman (istrinya juga jd guru matematika di sekolah kami), kami naik ke lantai2, ke kelas X.3.

*Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!........ Bu Am-istrinya Pak Parman mengetuk pintu kelas X.3.
Dibukalah pintu kelas itu oleh Pak Parman. Setelah Bu Am berbincang sebentar dgn Pak Parman, tibalah giliranku berbicara sama Pak Parman.
“Pak, kami ada perlu sebentar…”
“Ya.. Ada apa?” Tanya Pak Parman dgn gaya senyuman yg khas.
“Kami ada kenang2an, oleh2 buat Bapak dan keluarga…” sambil menunjukkan kresek merah berbau tajam nan mempesona.
“Apa itu…?” Tanya Pak Parman dengan pandangan curiga, namun tetap dgn senyumannya yg khas.
“Durian Pak ^o^” jawab kami. Pak Parman langsung tersenyum senang. Hahahahaha…
“Ooo… terima kasih ya… Ya udah, taru’en ndek mobilku. Ditaru’ ndek belakang ae.. aku iki se’ ngajar arek2 iki…” katanya (translate : ya udah, taruh aja di mobilku. Ditaruh di belakang aja. Aku ini masih ngajar-membelajari anak2 ini). Kemudian Pak Parman menyerahkan kunci mobilnya ke Ajeng dan segeralah kami menuju mobil Pak Parman yang diparkir tak jauh juga dari mobil Ajeng.

Naaahh, entah mengapa sesampainya di parkiran seperti ada yang melintasi pikiran kami. Semacam bisikan2 roh durian yang berkata “ayoo makan aku… aku enak banget lhoo.. kamu pasti kelaparan…”~~

Kami langsung mengeluarkan durian2 itu dari kresek merah jumbo. Oo yeah, kami belum merapikan ikatannya yg sebelumnya telah kami buka (utk ngambil durian jatah kami). Jadi segera kami rapikan di belakang mobil Pak Parman, dan memasukkannya ke mobil.
Lalu terlintaslah suatu pertanyaan : “Dimana kami harus makan durian jatah kami ini..?” di mobil pastilah entar bau banget. Tak ada pilihan lain… karena kami lapeerr banget, durian jatah kami akhirnya dibawa juga ke belakang mobil Pak Parman sambil tercetus ide “Kita makan di sini aja!”.

Aku sempat bimbang, ini kan tempat parkiran, deket jalan raya lagi, pasti entar diliatin orang2 yg pada jalan. Tapi perutku berkata “Aaah, masa bodoh lah.. Emang mereka ngurusin kita? Yang penting perut lu kenyang dgn kelezatan durian.” Aku menuruti kata perutku ini (bukan kata hatiku~ haahaa).
saking kebeletnya kami makan tuh durian, kami ber3 berjuang membuka durian itu dengan tangan hampa (tapi sebelumnya udah disiapin Mamanya Intan supaya gampang dibukanya). Yang paling giat berjuang si Intan, gigih banget perjuangannya. Ahahaaa…

Di tengah perjuangan membuka durian di balik mobilnya Pak Parman, tiba2 ada sesosok guru datang ke arah parkiran. We were terrible and shock!!
“Heeii! Siapa itu??!!” serunya dari kejauhan (karena kami terlihat seolah mengendap2 di balik mobil).
kami kaget dan ga tau harus ngapain. Ternyata guru itu adalah Pak Kamsiadi (guru Kimia). Saking paniknya kami dan takut ketauan (ntar dikira macam2), kami tinggalkan durian kami di belakang mobil Pak Parman (tepatnya di footstep nya).
“Heeii!! Heeii!!” seru Pak Kam.
Kami ber3 sembunyi, menghindari pertemuan dgn Pak Kam, menyelinap2 di balik mobil2 di parkiran. Mencari celah secepat mungkin agar tak ditemukan Pak Kam.
“Heii! Ngapain kalian??” tanyanya sambil mencari2 kami. “Kalian dimana sih ini??”

ibaratnya, kalo di tipi2 kelir, kami bagaikan sedang memperagakan kucing2an di film bollywood, dan ada instrument music tambahannya..
*dung tek tek, dung tek, dung tek tek.. dung tek…..
“tumpes se aeee~~ hmm.. hmmm…hmmm?” pak kam, sambil mencari2.
“yumes go daaee~~ hmm..hmmm..hmmm~~” kami ber3, sambil bersembunyi di balik mobil.
“tumpes se aeee~~ yumes go daaee~~ tumi ajanihamm.. sapne dikaaaee…” pak kam, sempat melihat wujud kami.
“jani ne sotha ra hemm… sothari wana hemmm… “ kami, berlari ke balik mobil lain.
“kya beteen dareee..” pak kam.
“kuchii~kuchii~ hota hee…..” kami.
#senandung ria ala india bollywood~~

Setelah india2an itu, akhirnya Pak Kam berjalan menuju mobil Pak Parman, dan beliau terperangah kaget (shock and terrible) melihat ada sebuah durian setengah membuka di balik mobil Pak Parman. Kami mengintipnya di balik kaca mobil tempat sembunyi kami. Lalu pak Kam tertawa2 kecil melihat durian geje itu. Dan akhirnya beliau menyerah dan memutuskan untuk menuju mobilnya saja.
Weerrrr….. pergilah Pak Kam. *fiiiuuuuuhhh~~ kami selamat dari tangkapan guru.

Segeralah kami menuju ke balik mobil Pak Parman dan melihat kondisi durian kami.
kami terus berjuang membukanya. setelah durian terbuka, betapa bahagianya aku melihat daging buahnya yang tampak bersinar itu (… lebhaayy*). Mulailah tangan kami dengan terampil mengambil buahnya dan memakannya seolah kami berada di restoran durian.
kami lupa kalo waktu itu kami ada di parkiran mobil.

“Nyaammm.. nyaaammm… Hmmm enak yaa ^o^~~ nikmatnya surga dunia” kurang lebih itulah inti pembicaraan kami.
Sambil terus makan duriannya, sampe bijinya nampak bersih, kami berbincang2 kecil “wah, kurang ni duriannya.harusnya ada lagi”—pembicaraan org2 kelaparan yg baru lolos dari kejar2an india.
satu hal yg kusadari selama kami makan durian sambil jongkok dan duduk2 di belakag mobil Pak Parman : orang2 di jalan, yang lagi jalan kaki ato angkot2 yg berhenti nunggu penumpang ngeliatin kami sambil melongo2~ bahkan sebagian ada yg seperti tertawa2. Hahahahahaha ~XD

Seraya makan durian sambil memandangi jalanan di depan sekolah, duriannya pun mulai habis. Tapi kami tak berhenti2 membersihkan dagingnya sampe ke biji2nya (rakuss~). Lalu ada langkah kaki mendatangi kami.
*deep.. deep.. deep…
kami saling berpandangan~
dan langkahnya semakin mendekat….
kemudian berhenti di depan mobil Pak Parman…

“Heiiii, ngapain kalian ini..??” seru Pak Parman.
Sontak kami kaget, berdiri melihat ke Pak Parman dengan tangan yang masih megang durian dan mulut menganga.
Lalu ada suara tawa2 keras dan terbahak2 dari lantai dua….. *jdeeeenngg~~~ oh My GOD… kami disaksikan akan2 X.3 yg lg diajar Pak Parman.
Kami ber3 malunya minta ampun. Lalu aku berlagak buang biji durian, cari tempat sampah. Nemu di pojokan, waktu aku sama Intan buka tutupnya, ternyata itu tempat pipa air [bukan tempat sampah].. aaahhhh…. Memalukan~~

Hmm… ternyata kami lupa satu hal. Seharusnya, habis naruh durian di mobil Pak Parman, kami harus kembalikan kunci mobilnya dulu, baru makan durian kami. Tapi saking lapernya kami, dan tanpa menduga ada kejadian2 aneh seperti ini, kami makan aja dulu, baru ngasih kuncinya ke Pak Parman, toh bapaknya lagi ngajar.
Alhasil, urutan kegiatan kami salah, dan menghasilkan bahan tertawaan anak2 kelas X.3 yang dengan bahagia dunia melihat kami sambil tertawa2 dari jendela kelas mereka.

Di sinilah akhir prosesi memakan durian. Pak Parman Cuma bisa bilang “masaoloh~~” sambil ketawa2, dan kami senyum2 seolah2 tak terjadi apa2. Heeeeheeee~~

-----------------------------
Seminggu telah berlalu. Setelah mengalami kejadian menakjubkan dan tak terlupakan bersama durian saat itu, aku pun masih ketawa2 sndiri klo mngingatnya. Beberapa teman sekelas tau cerita ini. Dan hanya mendengarkan kisah ini dengan tampang melongo diakhiri dengan tawa yg membahana.
Di hari yg baru itu, Pak Cip, guru Kimia kelas kami (sekaligus wali kelas kami) ga bisa ngajar. Dan akhirnya digantikan oleh….
jeenngg!! Jeenngg!!
pak Kam…… >,< [guru kimia yg memergoki kegiatan mencurigakan kami di parkiran seminggu lalu]

masalahnya, aku duduk di bangku paling depan sendiri (Ajeng juga).
kalo ada apa2, pasti guru tanya nya ke kami. Dan itu berarti Pak Kam akan berkomunikasi denganku.
Waktu itu bapaknya sempat omong2an sama aku.
terus beberapa menit kemudian bapaknya ngeliat aku, sama Ajeng (ini pasti karena tempat kami di depan sndiri) dengan pandangan seolah2 sedang mengingat2 sesuatu.
alamaakk~~

[ya pak, kami pelaku kegiatan mencurigakan di parkiran bersama durian waktu itu]~
tapi bapaknya mungkin ga yakin, ato sengaja melupakannya, karena ga ada gunanya mengingat2 hal india2an itu. Haxhaxhaxhaxhaxhax!!!! ~XD

setiap kali aku melihat pak kam, maka yg terlintas di pikiranku hanyalah “duriaannn…”
wkwkwkwkwk ^^


-the end :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar