Selasa, 15 Maret 2011

Pendahuluan Praktikum Analisis Pangan


1.    Apa arti satuan bilangan peroksida miliekuivalen/kg sampel?

Jawab : miliekivalen/kg sample berarti banyaknya volume larutan yang digunakan untuk titrasi dalam analisa satu kg sample. Misalnya, pada analisa bilangan oksidasi, maka miliekivalen/kg sample adalah jumlah Na2SO4 yang ada pada akhir titrasi.

2.  Apa fungsi Na-tiosulfat dalam analisis bilangan peroksida?

Jawab : Na-tiosulfat berfungsi menitrasi iodium (I2) terbebas dari hasil reaksi sejumlah minyak dengan campuran asetat : khloroform (2 : 1) yang mengandung KI.

3.   Mengapa indikator yang digunakan adalah pati?

Jawab : Karena pati mampu memerangkap iodium sehingga membentuk kompleks warna biru. Warna biru ini lama kelamaan akan menghilang dengan bertambahnya Na-tiosulfat sebagai zat penitrasi.

4.   Apakah minyak yang sudah rusak selalu menunjukkan bilangan peroksida yang tinggi?

Jawab : Tidak selalu. Parameter minyak yang rusak lainnya adalah bilangan asam, bilangan penyabunan, dan bilangan asetil.

5.   Bagaimana peroksida terbentuk?

Jawab : Peroksida terbentuk pada asam lemak tak jenuh akibat terikatnya oksigen pada rantai rangkapnya.

6.   Apa perbedaan bilangan peroksida dengan bilangan TBA?

Jawab :
Bilangan peroksida
Bilangan TBA

-          Semakin tinggi bilangan peroksida, semakin tinggi pula tingkat kerusakan
-          Pengukuran sejumlah iod yang dibebaskan dari Kalium Iodida (KI). Iod dilepaskan dari KI akibat reaksi oksidasi oleh peroksida yang ada dalam sampel di dalam medium asam asetat-kloroform

-          Semakin tinggi bilangan TBA, semakin tinggi pula tingkat ketengikan minyak
-          Merupakan indikator oksidasi sekunder pada asam lemak
-          Pereaksi 2-asam tiobarbiturat (2-TBA/thiobarbituric acid) bereaksi dengan malonaldehida membentuk warna merah sehingga bisa dikuantifikasi dengan spektrofotometer

7.  Bagaimana prinsip analisis bilangan peroksida dengan metode spektrofotometri?

Jawab :
Ekstraksi sample : bahan dihancurkan lalu diekstrak dengan aseton heksan (4+6) + MgCO3 dengan blender 5 menit, dekantir dengan labu pemisah, cuci residu dengan aseton dan heksan buangan aseton dengan cara dicuci menggunakan air. Buang lapisan bawah dan pindahkan lapisan atas dalam 100 ml labu takar yang berisi 9 ml aseton. Encerkan dengan heksan.
Fase persiapan kolom : siapkan kolom, isi dengan adsorben (MgO-supercell 1+1), ditambahkan dengan 1-2 cm Na2SO4, lalu basahi kolom dengan eluen.

8.    Bagaimana pengaruh senyawa-senyawa lain dalam sampel yang juga bersifat oksidator?

Jawab : Senyawa-senyawa lainn yang bersifat oksidator dapat mempercepat proses oksidasi lemak, sehingga lemak akan lebih cepat rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar