Selasa, 15 Maret 2011

Antimikroba dari Rempah-rempah

1.     1. Lengkuas (Alpinia galangal)

Senyawa antimikroba yang terkandung : minyak terbang, minyak atsiri, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning
Keefektifan : Pada bahan pangan (seperti produk daging sapi) ekstrak etanol (kasar) rimpang lengkuas efektif untuk menghambat pertumbuhan kapang, khamir, dan bekteri golongan Staphylococcus terutama setelah penyimpanan sampai 36 jam. Konsentrasi yang dibutuhkan yaitu 0,6 % (v/b). Namun, ekstrak rimpang lengkuas ini tidak efektif bekerja bila produk yang diawetkan disimpan di suhu kamar dalam wadah terbuka.

2.      2. Kayu Manis (Cinnamomum burmani)
Senyawa antimikroba yang terkandung : tannin, eugenol, trans-kariofilena
N-terpinena, 1,8-sineol, terpineol, Z-sitral, geranial, 3-karena, 1-limonena, dan N-pinena
Keefektifan : dapat menghambat spesies kapang diantaranya adalah Aspergillus flavus, A. parasiticus, A. versicolor, A. ochraceus, Candida sp., Crytococcus sp., Rhodotorulla sp., Torulopsis sp., dan Tricosporon sp.

3.      Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.)
Senyawa antimikroba yang terkandung : senyawa kurkumin (golongan terpene : arturmerone dan turmerone)

Mekanisme : Zat yang terkandung di dalamnya adalah zat yang bersifat volatile atau mudah menguap. Di antara zat tersebut yang paling banyak menyusun minyak esensial kunyit adalah golongan terpene yang didominasi oleh ar-turmerone dan turmerone (Natta et al., 2008). Terpene merupakan senyawa hidrokarbon yang terdiri atas isopreneisoprene berbentuk siklik maupun tidak siklik (Sikkema et al.,1995). Terpene mempunyai daya antimikroba karena sifatnya yang hidrofob. Sifat ini dapat menyebabkan gangguan integritas membran sel bakteri dengan cara menurunkan cadangan ATP intrasel, menurunkan potensial membran bakteri, menurunkan pH intrasel, serta dengan meningkatkan efluks kalium keluar sel.

Keefektifan : menghambat pertumbuhan P. aeruginosa, A. niger, S. aureus, dan C. albicans berturut-turut dengan konsentrasi 0,7 %; 2 %; 3 %; dan 5 % dengan luas zona hambat 5,30 mm2; 50,33 mm2, 4,60 mm2, 2,96 mm2.
Juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dan positif seperti : Staphylococcus albus, Lactobacillus sp, Escherichia coli, Salmonella typhimurium dan Bacillus typhosus.

4.      Serai (Cymbopagon nardus)
Senyawa antimkroba yang terkandung : geraniol dan sitroneal
Keefektifan : kandungan sitronella pada minyak serai wangi dapat menghambat pertumbuhan Fusarium oxysporum f.sp. vanillae, penyebab penyakit busuk batang panili, F. oxysporum f.sp. lycopersici, penyebab penyakit layu fusarium pada tomat, dan patogen penyebab penyakit antraknose pada pisang (Colletotrichum musae, Lasiodiplodia thebromae, dan Fusarium proliferatum).
Selain menghambat pertumbuhan jamur patogen tanaman, minyak serai wangi juga mampu menghambat pertumbuhan jamur kontaminan pada produk pasca panen, diantaranya Aspergillus falvus, A. niger, A. cadidus, A. versicolor, dan beberapa spesies Penicillium. Minyak serai wangi mampu menghambat produksi aflatoksin pada A. flavus. Aflatoxin merupakan  mikotoksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogenik, mutagenik, dan dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Minyak serai wangi juga menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif, Pseudomonas aeruginosa da Proteus vulgaris serta bakteri gram positif Bacillus subtilis dan Staphylococcus aereus.

5.      Kencur (Kaempferia galanga)
Senyawa antimikroba yang terkandung : minyak atsiri, sesquiterpenoid, flavonoid, senyawa fenolik atau polyfenol dan alkaloid.
Keefektifan : ekstrak rimpang kencur dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus β Hemolyticus, namun pengaruh ekstrak rimpang kencur kadar 50%, 75%, 100% lebih lemah [p (sig.) < 0,05] jika dibandingkan dengan kontrol positif antibiotik penicilin 10µg.
Minyak atsiri kencur (Kaempferia galanga L.) dalam bentuk salep larut
air memberikan efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.

6.      Cengkeh (Caryophilus aromaticus)
Senyawa antimkroba yang terkandung : minyak atsiri, eugenin, tannin, vanillin. Selain itu juga mengandung senyawa kimia seperti asam oleanolat dan asam galatanat.
Keefektifan : minyak cengkeh dapat menghambat khamir dengan konsentrasi 0,5-2.0 (mg/mL). Dapat menghambat spesies kapang diantaranya adalah Aspergillus flavus, A. parasiticus, A. versicolor, A. ochraceus, Candida sp., Crytococcus sp., Rhodotorulla sp., Torulopsis sp., dan Tricosporon sp. Juga menghambat Salmonella typhi.

7.      Lada (Piper nigrum L.)
Senyawa antimikroba yang terkandung : komponen fenol atau alcohol.
Keefektifan :  menghambat pertumbuhan S. aureus dan B. aureus, bakteri pathogen.
Penghambatan pertumbuhan sel mikroba oleh komponen fenol atau alkohol disebabkan kemampuan fenol untuk mendenaturasi protein dan merusak membran sel dengan cara melarutkan lemak yang terdapat pada dinding sel, karena senyawa ini mampu melakukan migrasi dari fase cair ke fase lemak. Beberapa senyawa turunan fenol juga mampu menurunkan tegangan permukaan sel.

8.      Daun Salam (Syzygium polyantha Wight)
Senyawa antimikroba yang terkandung : saponin dan flavonoida, daunnya mengandung alkaloida dan polifenol, sedangkan kulit batangnya mengandung tanin.
Keefektifan : menghambat pertumbuhan V. cholera dengan konsentrasi ekstrak minyak daun salam 3,12 %, E. coli enteropatogen dengan konsentrasi ekstrak minyak daun salam 12,5 %.

9.      Ketumbar (Coriandrum sativum L.)
Senyawa antimikroba yang terkandung : minyak atsiri (sabinene, myrcene, alfa-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen, asam petroselinat, asam oktadasenat, delta-mannite, skopoletin, para-simena, kamfena, dan felandren).

Keefektifan : minyak atsiri ketumbar menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan kapang Aspergillus ochraceus yang memproduksi ochratoxin.


10.  Kayu Secang (Caesalpinia sappan)
Senyawa antimikroba yang terkandung : asam galat dan asam tanat
Keefektifan : menghambat pertumbuhan bakteri, kapang, dan khamir.


11.  Jahe (Zingiber officinalle)
Senyawa antimikroba yang terkandung : zingiberol, zingerol, zingeron, shogaol, trans-kariofilena, eugenol, miristin, N-terpinena, 1,8-sineol, terpineol, Z-sitral, geranial, 3-karena, 1-limonena, dan N-pinena
Keefektifan : untuk menghambat pertumbuhan khamir.

Mekanisme Penghambatan Mikroorganisme oleh Senyawa Antimikroba
Secara umum, mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
(1)     gangguan pada senyawa penyusun dinding sel,
Mekanisme ini disebabkan karena adanya akumulasi komponen lipofilat yang terdapat pada dinding atau membran sel sehingga menyebabkan perubahan komposisi penyusun dinding sel.  Terjadinya akumulasi senyawa antimikroba dipengaruhi oleh bentuk tak terdisosiasi. Pada konsentrasi rendah molekul-molekul phenol yang terdapat pada minyak thyme kebanyakan berbentuk tak terdisosiasi, lebih hidrofobik, dapat mengikat daerah hidrofobik membran protein, dan dapat melarut baik pada fase lipid dari membran bakteri.
Beberapa laporan juga meyebutkan bahwa efek penghambatan senyawa antimikroba lebih efektif terhadap bakteri Gram positif daripada dengan bakteri Gram negatif.  Hal ini disebabkan perbedaan komponen penyusun dinding sel kedua kelompok bakteri tersebut. Pada bakteri Gram posiitif 90 persen dinding selnya terdiri atas lapisan peptidoglikan, selebihnya adalah asam teikoat, sedangkan bakteri Gram negatif komponen dinding selnya mengandung 5-20 persen peptidoglikan, selebihnya terdiri dari protein, lipopolisakarida, dan lipoprotein.
(2)     peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel,
Komponen bioaktif dapat mengganggu dan mempengaruhi integritas membran sitoplasma, yang dapat mengakibatkan kebocoran materi intraseluler, seperti senyawa phenol dapat mengakibatkan lisis sel dan meyebabkan deaturasi protein, menghambat pembentukan protein sitoplasma dan asam nukleat, dan menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel.
(3)     menginaktivasi enzim,
Mekanisme yang terjadi menunjukkan bahwa kerja enzim akan terganggu dalam mempertahankan kelangsungan aktivitas mikroba, sehingga mengakibatkan enzim akan memerlukan energi dalam jumlah besar untuk mempertahankan kelangsungan aktivitasnya. Akibatknya energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan menjadi berkurang sehingga aktivitas mikroba menjadi terhambat atau jika kondisi ini berlangsung lama akan mengakibatkan pertumbuhan mikroba terhenti (inaktif).
Efek senyawa antimikroba dapat menghambat kerja enzim jika mempunyai spesifitas yang sama antara ikatan komplek yang menyusun struktur enzim dengan komponen senyawa antimikroba.
Corner (1995) melaporkan bahwa pada konsentrasi 0,005 M alisin (senyawa aktif dari bawang putih) dapat menghambat metabolisme enzim sulfhidril. Minyak oleoresin yang dihasilkan dari kayu manis, cengkeh, thyme, dan oregano dapat menghambat produksi ethanol, proses respirasi sel, dan sporulasi khamir dan kapang. 
(4) destruksi atau kerusakan fungsi material genetik.
Komponen bioaktif dapat mengganggu pembentukan asam nukleat (RNA dan DNA), menyebabkan terganggunya transfer informasi genetik yang selanjutnya akan menginaktivasi atau merusak materi genetik sehingga terganggunya proses pembelahan sel untuk pembiakan.



DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, Riza. 2008. Uji Antimikroba Ekstrak kunyit putih (Curcuma mangga Val.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, khamir Candida albicans, dan jamur Aspergillus niger. www.undip.ac.id Tanggal akses 2 April 2010.

Kamus Ilmiah. 2010. Antimikroba dari Tumbuhan. www.kamusilmiah.com Tanggal akses 3 April 2010.
Kamus Ilmiah. 2010. Antimikroba dari Tumbuhan (Bagian Kedua). http://www.kamusilmiah.com/pangan/antimikroba-dari-tumbuhan-bagian-kedua/ Tanggal akses 3 April 2010.
Majalah Kedokteran. 2010. Efek Anti Bakteri Infusa Daun Salam(Eugenia Polyantha Wight) Secara In Vitro Terhadap V.Cholerae Dan E.Coli Enteropatogen. http://www.mkb-online.org/index.php?option=com_content&view=article&id=100:efek-anti-bakteri-infusa-daun-salam-eugenia-polyantha-wight-secara-in-vitro-terhadap-vcholerae-dan-ecoli-enteropatogen-&catid=1:kumpulan-artikel&Itemid=55 Tanggal akses 3 April 2010.
Miranti, Lisa. 2008. Pengaruh Konsentrasi Minyak Atsiri Kencur (Kaempferia Galanga L.) Dengan Basis Salep Larut Air Terhadap Sifat Fisik Salep Dan Daya Hambat Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro . http://etd.eprints.ums.ac.id/3269/1/K100020158.pdf Tanggal akses 2 April 2010.

Murhadi, Azhari R. 2001. Pengaruh Ekstrak Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga) Terhadap Daya Awet Kalio Daging Sapi Selama Penyimpanan. www.unila.ac.id Tanggal akses 2 April 2010.
Sari, Vita W. 2010. Antimikroba Kencur. http://www.gudangreferensi.com/ebook_detail.php?recordID=226 Tanggal akses 3 April 2010.

Scribd. 2010. Aktivitas Antimikroba Kunyit. http://www.scribd.com/doc/28523188/Aktivitas-antimikroba-kunyit Tanggal akses 3 April 2010.

Suara Media. 2010. Rempah Kayu Secang. http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/makanan/19251-manfaat-alami-rempah-kayu-secang.html Tanggal akses 2 April 2010.

UII. 2010. Perbandingan Kepekaaan Bakteri Salmonella typhi terhadap Minyak Atsiri Cengkeh. http://medicine.uii.ac.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=79 Tanggal akses 3 April 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar