Rabu, 23 Maret 2011

MENJAGA SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI JADI ASET PENTING DALAM USAHA CATHERING

Semakin tahun, jumlah manusia semakin bertambah. Kebutuhan makanan pun semakin meningkat, karena pada dasarnya semua manusia membutuhkan makan. Namun, kesibukan karena tuntutan pekerjaan dan pendidikan membuat masyarakat terkadang tidak dapat mengatasi kebutuhan perutnya. Meningkatnya spesialisasi perekonomian juga mengarahkan pada kepercayaan yang lebih besar terhadap penyedia jasa katering (Himpunan Mahasiswa Manajemen Industri Katering : Perkembangan Pemasaran Katering Indonesia, Blog Himamika, 30 Mei 2010). Mempelajari apa yang terjadi di tengah masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan jasmani yang sangat penting ini bisnis katering di Kota Malang semakin laris manis di hati masyarakat. Dengan berlomba menawarkan berbagai layanan yang memuaskan perut konsumen, persaingan antar bisinis katering semakin ketat.

Bisnis katering adalah bisnis yang paling disukai wanita, karena berhubungan dengan dapur, yaitu masak memasak. Alasannya pertama karena hobi, akses ke bisnis ini biasanya mudah. Kedua, membuka bisnis katering, modal pertama cukup memanfaatkan dapur yang telah ada. Ketiga, bisnis ini cukup di back-up pengetahuan yang relatif sederhana (Himpunan Mahasiswa Manajemen Industri Katering : Perkembangan Pemasaran Katering Indonesia, Blog Himamika, 30 Mei 2010). Inilah yang dilihat oleh Nining Soelistyo Soeryo, owner Manna Cathering, Cake & Bakery, yang mendasari segala usaha catheringnya.
Tidak mudah bagi Nining Soelistyo Soeryo, owner Manna Cathering, untuk dapat mempertahankan eksistensi bisnis catheringnya di tengah maraknya cathering-cathering besar yang bermunculan.
Nining, begitu nama sapaannya, merintis bisnis cathering setelah beliau berhenti bekerja di Rumah Sakit Lavalette Malang sebagai Kepala Dapur Gizi pada tahun 1982. Nining orang yang suka bekerja dan tidak bisa tinggal diam. Maka beliau berniat untuk membuka usaha cathering. Pada awalnya, usaha cathering ini memiliki jumlah karyawan tetap 2 orang. Dengan modal seadanya dari hasil pekerjaan sebelumnya, Nining berusaha mencukupi segala kebutuhan perangkat kerjanya. Menurutnya, modal itu sangat penting dan relatif, sehingga tidak perlu ragu untuk menanamkan sejumlah modal, asalkan usaha dijalani dengan tekun dan serius. Modal itu nantinya akan jauh lebih berkembang.

Ketika Nining masih bekerja di RS Lavalette, di sela-sela waktunya melayani pasien, beliau membuat resep-resep masakan baru dan didokumenkan, terkadang juga dikirim ke majalah-majalah. Ternyata hal ini tidak sia-sia karena dapat digunakan sebagai langkah awal meniti usaha cathering. Ditambah lagi basic pendidikannya dari D3 Akademi Gizi, mendirikan usaha ini baginya tidaklah terlalu sulit.
Pada awalnya, Manna Cathering melayani hanya cathering harian dari teman-teman dekat dan tetangga sekitar yang jumlahnya masih relatif sedikit. Kemudian banyak teman dan tetangga dan yang merasa cocok dengan masakan dan menunya, Nining memulai usaha cathering insidentil dan mulai merambah kepada pelanggan pada perkantoran kecil . Betapa sulitnya merambah di perkantoran besar baik swasta maupun pemerintahan karena banyaknya pesaing cathering yang jauh lebih besar. Dan pada saat itu masih terbentur masalah permodalan usaha. Dari para relasi atau pelanggan memberikan suntikan tambahan modal dan pinjaman dari perbankan. Dengan adanya penambahan modal tersebut, Manna Cathering mulai menerima pesanan-pesanan cathering harian di perkantoran swasta besar.

Efek dari berkembangnya usaha, beliau menambah karyawan tetapnya sebanyak 2 orang sehingga bertambah menjadi 4 orang. Konsumen yang menginginkan layanan cathering pada event-event tertentu, seperti acara pernikahan, syukuran, ulang tahun, sunatan dilayani dengan sistem insidentil. Dalam cathering insidentil ini Nining memiliki tim khusus yang insidentil, karyawan tetap yang tadinya berjumlah 4 orang, ditambah sebanyak kurang lebih 3 orang.

Pada tahun 1998, sejak suaminya meninggal, tulang punggung perekonomian keluarga beralih padanya. Dengan keadaan sang suami yang bekerja di Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang tidak meninggalkan uang pensiun, Nining semakin bersemangat lagi dalam melanjutkan usaha cathering untuk dapat menghidupi keluarganya.
Memang rejeki tidak akan lari kemana, disertai dengan usaha yang gigih, akhirnya Manna Cathering merambah ke instansi pemerintahan. Hal ini wajar terjadi dikarenakan menu dan rasa masakan banyak yang sesuai dengan selera pelanggan. Bahkan, Manna Cathering ini pernah melayani cathering harian di kantor kabupaten dan kota Malang, baik pelayanan cathering harian untuk pegawai maupun pelayanan cathering event-event pemerintahan seperti syukuran Hari Jadi Kabupaten-Kota Malang dan 17 Agustusan. Dari perkembangan besarnya di kantor pemerintahan, yang paling menonjol cathering ini dapat melayani acara diklat atau pelatihan.

Dalam perjalanan usahanya, cathering insidentil milik Nining semakin berkembang. Dengan meningkatnya jumlah pelanggan, Nining menambahkan tim insidentil sebanyak 14 orang, sehingga pekerjaan semakin teratasi dengan baik.
Selain membuka cathering, Nining juga membuka kursus cake, bakery dan masakan kepada anak-anak yang terkena Drop Out (DO), karena pada tahun-tahun itu banyak mahasiswa yang mengalami DO. Ada juga kursus privat tentang manajemen katering. Melalui murid-murid kursusnya beliau juga memasarkan usaha catheringnya.
Waktu luang di sela-sela pekerjaannya, Nining manfaatkan untuk berpartisipasi dalam demo masak di Dharma Wanita dan di kalangan ibu-ibu rumah tangga. Dalam demo yang dilakukan, Nining juga kerap kali mempromosikan peralatan-peralatan masak yang digunakan dan dapat dicontoh peserta demo.
Manna Cathering ini memiliki sistematika pengiriman cathering yang fleksibel, yang bersifat sama-sama enak, dan tidak mau terikat, sehingga konsumen lebih puas dengan pelayanannya.
Produk unggulan Manna Cathering, Cake & Bakery ini antara lain sambal goreng kering kentang bentuk packing, kue kering, dan rempeyek. Pengolahan kentang menjadi keripik atau kering kentang merupakan tahapan pasca panen yang ditempuh untuk pengembangan penganekaragaman produk dan peningkatan nilai tambah (Condro Wibowo dkk. : Peningkatan Kualitas Kerpik Kentang Varietas Granola dengan Metode Pengolahan Sederhana, Jurnal Akta Agrosia, halaman 102, Edisi Juli-Desember 2006). Masyarakat lebih tertarik dengan produk olahan kentang seperti hasil produksi Nining ini. Produksi kue kering yang dilakukannya, sekilas tampaknya amat mudah. Semua bahan dicampur lalu dibentuk dan dioven. Padahal prosesnya tak semudah itu. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dan dilakukan agar kue kering tidak sekedar jadi, tetapi enak rasanya. Pemahaman bahan dan karakternya akan membantu menciptakan kue kering yang lezat (Anonymousa : Tips Agar Kue Kering Sukses, Blog Kristinemonia, 26 Juli 2006). Produk kering kentang dan kue kering milik Nining ini benar-benar disukai konsumen karena rasa dan seleranya yang pas dengan mereka.
Kini produk-produk unggulannya dipasarkan di beberapa supermarket besar di Surabaya dan Malang. Bahkan produk sambal goreng kering kentangnya ini sudah masuk di Batam, Hongkong, Singapura, dan Australia. Strategi pemasarannya sederhana saja, menitipkan produk-produk tersebut pada link usaha dan koleganya. Pemesanan biasanya membludak pada musim liburan sebagai sarana buah tangan dan pada musim haji. Di musim haji, sambal goreng kering kentang ini acap kali digunakan untuk tambahan lauk pada suguhan-suguhan menjamu tamu.

Demi keamanan konsumen, Nining menentukan masa kadaluarsa produk kering kentangnya, yaitu 3 bulan setelah produksi. Penentuan ini didasarkan pada proses pengolahan yang dilakukan seperti sterilisasi, pengeringan, penggorengan, dan penambahan bumbu formula. Dengan begini, kepercayaan konsumen pada produk Nining juga semakin meningkat dengan tingkat keamanan pangan yang tinggi.

Berbicara tentang keamanan pangan, kemampuan Nining tidak diragukan. Beliau pernah mendapatkan piagam bintang kemanan pangan dari BPOM RI pada tahun 2009 silam. Tahun 2004 sebelumnya, Nining juga mendapatkan sertifikat penyuluhan keamanan pangan.
Dari kesemuanya itu, pelanggan memiliki apresiasi bahwa usaha cathering, cake, & bakery milik Nining benar-benar mengikuti kaidah keamanan pangan. Memang hal-hal
seperti ini sangat dibutuhkan untuk mendukung kemajuan usaha cathering dan semakin menarik banyak pelanggan, mengingat di luar sana banyak terdapat food adulteration yang membahayakan konsumen sehingga kepercayaan pelanggan terhadap keamanan produknya dinilai sangat penting.
Selama menjalani bisnisnya, Nining juga pernah mengalami kendala-kendala. Diantaranya yaitu munculnya saingan bisnis katering yang semakin banyak dan pembatalan order dari konsumen. Untuk mengatasi kendala banyaknya saingan bisnis tersebut, Nining memiliki prinsip bahwa rejeki sudah ada garisnya. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi (Anonymousb : Cara Mengelola Usaha Katering/Rantangan, Kumpulan Artikel-Tips. 30 Desember 2008). Setiap peluang yang ada ditangkap. Jika tidak ada pemesanan cathering, produksi harus tetap berjalan dan semakin digalakkan, sehingga tidak pernah putus dari pekerjaan. Dan utuk mengatasi masalah pembatalan order dari konsumen, Nining menerapkan sistem DP (uang muka) dengan tanda bukti. Manna Cathering ini juga sudah memiliki NPWP, sehingga dasar hukumnya kuat. Ini mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan order dari konsumen.
Dalam perkembangan usahanya, peralatan-peralatan industri juga terus dikembangkan, mengikuti perkembangan industri pangan di masyarakat. Mengembangkan dan memperbarui peralatan industri ini sangat penting dalam menunjang usaha cathering dan produksi.
Di tengah persaingan bisnis, Nining selalu mencari inovasi baru dan menciptakan produk-produk baru di setiap momen tahunan tertentu sehingga konsumen tertarik untuk mencoba dan pelanggan tidak lepas. Kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan pasar adalah kekuatan peranan dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam menembus market share. Inovasi dapat berwujud apa saja, baik dalam bentuk jasa maupun produk. Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik. Atau dari
modifikasi tersebut akan melahirkan sebuah produk baru lagi (Gregorius SD Kumara : Bab II : Proses Kewirausahaan, Jurnal Kewirausahaan, halaman 2-3, 2008). Selain membuat inovasi dan menciptakan produk baru, Nining juga melakukan promosi dan terus menambah pelanggan baru.

Manna Cathering terbilang sukses berkecimpung dalam dunia usahanya. Nining melihat kesuksesannya tidak hanya dari bisnisnya, tetapi juga dalam usahanya membesarkan anak-anaknya. Lewat bisnis cathering yang ditekuninya, Nining berhasil memberangkatkan anaknya yang pertama, lulusan S1 Psikologi Universitas Widya Mandala Surabaya, bekerja di Perth, Australia sebagai Konsulat Indonesia. Sedangkan anaknya yang kedua, lulusan D3 Sekretaris Universitas Widya Mandala, berhasil mengikuti jejak ibunya membuka wirausaha. Wirausaha yang dibuka merupakan jenis usaha butik dan galeri “Manna Gallery” yang didirikan menjadi satu tempat usaha dengan Manna Cathering, di rumahnya sendiri di daerah Sulfat Agung, Perumahan Bhumi Purwantoro Agung, Malang.

Mottonya dalam berwirausaha : Menjaga Sumber Daya Manusia (SDM), karena SDM merupakan aset yang paling berharga. Tanpa SDM yang baik, bisnis tidak akan berjalan lancar. Belajar dari Nining, mendapatkan pegawai yang kompeten adalah hal yang utama harus dilakukan dalam usaha ini. Karena mereka adalah faktor utama sukses atau tidaknya usaha kita nanti. Mencarinya pun harus selektif, yang tak hanya dapat memasak, namun juga bersih dan cita rasa makanannya enak (Jimmy Kurnia Indradjaya : Peluang Usaha dan Bisnis Catering, Blog Indradjaya, 21 Maret 2008).
Selain menjaga SDM, memiliki sosialisasi yang baik dengan menanam saudara juga sangat penting. Ketika kita menanam saudara, kita akan beroleh kemudahan. Aplikasinya seperti memiliki banyak link yang luas dan dibutuhkan dalam mengembangkan usaha. Tetapi, menanam saudara itu belum tentu identik dengan uang. Tujuan utama menanam saudara untuk mempertahankan relasi yang baik dalam persudaraan.

Aktivitas Nining selain menekuni bisnis catheringnya, beliau juga aktif dalam kegiatan sosial dan kerohanian. Menyeimbangkan antara dunia pekerjaan dan spiritual juga sangat dibutuhkan agar tercapai kesuksesan dalam cita-cita. Nining menerapkan hal ini dalam kehidupannya. Sehingga wirausaha tidak menjadi beban dan menyenangkan. Dalam hidup Nining, mencari nafkah itu sama dengan melayani Tuhan. Yang terpenting dalam hidupnya adalah memiliki hidup yang sehat dan dapat membagikan berkat Tuhan kepada yang membutuhkan.

Betapapun kecilnya usaha katering yang dilakukan, bisnis tersebut harus dilakoni secara serius. Artinya bisnis tersebut harus dotempatkan sebagai usaha yang tidak main-main dan tanganilah dengan cara yang profesional pula (Anonymousc : Kiat Sukses Bisnis Katering, Blog Kompas Female, 21 Februari 2009). Seperti apa yang telah diterapkan Nining dalam mengelola Manna Cathering, Cake, & Bakery.
Melalui artikel ini, penulis ingin menyampaikan kepada pembaca, bahwa jangan setengah-setengah dalam menjalankan wirausaha. Ambil peluang selagi ada, jemput bola, menjaga SDM, memiliki sosialisasi yang baik dengan menanam saudara sangat penting dilakukan dalam wirausaha, seperti apa yang kita ketahui dari perjalanan usaha Nining. Dan menyeimbangkan dunia pekerjaan dan kebutuhan batiniah atau spiritual juga dibutuhkan agar tidak jenuh berkarya dalam dunia wirausaha.

Referensi :
1. Himpunan Mahasiswa Manajemen Industri Katering : Perkembangan Pemasaran Katering Indonesia, Blog Himamika, 30 Mei 2010. http://himamika09.blogspot.com/2010/05 /perkembangan-pemasaran-katering.html Tanggal akses 3 Agustus 2010.
2. Condro Wibowo dkk. : Peningkatan Kualitas Kerpik Kentang Varietas Granola dengan Metode Pengolahan Sederhana, Jurnal Akta Agrosia, halaman 102, Edisi Juli-Desember 2006
3. Anonymousa : Tips Agar Kue Kering Sukses, Blog Kristinemonia, 26 Juli 2006. http://kristinemonia.multiply.com/reviews/item/68 Tanggal akses 3 Agustus 2010.
4. Anonymousb : Cara Mengelola Usaha Katering/Rantangan, Kumpulan Artikel-Tips. 30 Desember 2008. http://kamissore.blogspot.com/2008/12/cara-mengelola-usaha-katering-rantangan.html Tanggal akses 3 Agustus 2010.
5. Anonymousc : Kiat Sukses Bisnis Katering, Blog Kompas Female, 21 Februari 2009. http://female.kompas.com/read/xml/2009/02/21/09535810/kiat.sukses.bisnis.katering Tanggal akses 4 Agustus 2010.
6. Gregorius SD Kumara : Bab II : Proses Kewirausahaan, Jurnal Kewirausahaan, halaman2-3, 2008.
7. Jimmy Kurnia Indradjaya : Peluang Usaha dan Bisnis Catering, Blog Indradjaya, 21 Maret 2008. http://jimmykurniaindradjaya.com/2008/03/21/peluang-usaha-dan-bisnis-catering/ Tanggal akses 4 Agustus 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar